Senin, 23 Oktober 2017

Sebelum Memilih Marketplace, Pelajari Dulu Untung Ruginya

Keberadaan marketplace saat ini sangatlah pesat. Marketplace dibutuhkan bagi penjual online, khususnya untuk mendongkrak promosi dengan memperluas pasar dan menaikkan penjualan produk. Sebagai penjual, jika kita tahu apa saja yang menjadi kelebihan dan kelemahan marketplace, kamu bisa menganalisa dan mempersiapkan strategi tepat untuk menghadapi persaingan marketplace yang sangatlah ketat.
Lalu, bagaimana kamu menganalisanya? Berikut kami sajikan apa saja kelebihan dan kekurangan menjual produk di marketplace:
Kelebihan
Lebih ramah kantong.
Jika kamu membangun website kamu sendiri, kamu perlu menginvestasikan lebih banyak sumber daya - waktu dan uang. Misalnya, rencana membeli domain saja butuh uang ratusan ribu rupiah minimal dalam setahun, ditambah investasi dalam desain grafis, branding, penyiapan awal, dll. Poin-poin tersebut tentu tak akan kamu dapatkan jika bergabung dengan marketplace.
Promosi gratis.
Biasanya marketplace menawarkan banyak promosi untuk klien mereka. Ini sangat bermanfaat bagi kamu untuk lebih mempromosikan produk kamu ke konsumen. Lebih hemat karena promo dilakukan oleh pihak marketplace sendiri. Jadi jika kamu ingin memasuki sebuah marketplace, salah satu kriteria yang penting adalah seberapa besar promo yang dilakukan dari manajemen marketplace tersebut.
Pendekatan sederhana.
Beberapa situs marketplace di tanah air mempunyai fitur-fitur yang mampu mendekatkan kamu dengan calon konsumen. Dimulai dari tampilan antarmuka yang menarik, fitur pembayaran yang kredibel, dan segenap fitur-fitur lainnya. Fitur-fitur ini menjadikan peran kamu sebagai penjual jadi lebih mudah.
Kepercayaan. 
Sebagai contoh, ketika orang membeli produk kamu dari Blanja.com, sangat jarang mereka berangkat dengan tujuan untuk membeli dari toko kamu. Mereka membeli produk kamu secara harfiah karena kamu berada di bawah nama Blanja. Dengan begitu datang kepercayaan bahwa pembeli tidak akan ditipu. Jika mereka ditipu, mereka mempercayai protokol Blanja untuk mendapatkan uang mereka kembali.
Sistem Referral.
Kebanyakan marketplace menggunakan algoritma untuk merekomendasikan produk tertentu pada customer. Dengan sistem ini, produk kamu bisa otomatis direkomendasikan pada customer yang pada awalnya berniat untuk membeli barang lain sehingga cukup baik untuk meningkatkan product awareness.
Kekurangan
Persaingan sengit. 
Pembeli bisa saja memilih produk lain yang serupa dengan produk kamu dari toko lain di satu marketplace. Pencarian sederhana untuk jenis barang yang paling spesifik akan menunjukkan kepada kamu seberapa kompetitif kata kunci. Berdiri di keramaian bisa dilakukan, tapi butuh waktu dan uang untuk melakukannya
Keberlangsungan website yang tidak terjamin.
Karena marketplace bukan penjual atau pembeli yang mengatur keberlangsungannya, maka jaminan masa depan dari sebuah marketplace tidak bisa kita tentukan. Keberlangsungan sebuah situs pun juga di luar dari kuasa kita. Jadi ketika kamu akan masuk pada sebuah marketplace, pilih yang benar – benar terpercaya dan memiliki potensi besar ke depannya.
Bagi untung penjualan
Marketplace internasional seperti Amazon, eBay dan Etsy mengambil sejumlah persentase dari setiap penjualan yang jumlahnya bervariasi antar kategori. Ini artinya kamu harus menganalisa margin keuntungan dan fee yang harus dikeluarkan secara cermat sebelum mulai menjual produk melalui marketplace.
Lebih berorientasi pada pembeli
Marketplace online sangat berorientasi pada pembeli, dan penjual hanya diberikan hak terbatas untuk beberapa situasi berbeda. Contohnya:
  • Pembeli bisa menulis review positif dan negatif tanpa persetujuan seller
  • Aturan retur barang yang lebih mempermudah pembeli dibandingkan penjual
  • Pihak marketplace bisa langsung menutup akun penjual yang banyak di-complain, tanpa mendengar pembelaan dari sisi penjual.
Sumber: http://www.smartbisnis.co.id/content/read/belajar-bisnis/inisiasi-bisnis/sebelum-memilih-marketplace-pelajari-dulu-untung-ruginya

Rabu, 26 Juli 2017

Saatnya Camping di Hutan Pinus Loji


Bagi kalian yang berdomisili di Jakarta rutinitas perkotaan memang kadang menyebalkan. Apalagi yang sudah kecanduan traveling, pasti bawaannya ingin menjauh terus dari kota. Tapi, tak selamanya modal dan waktu itu berjodoh. Mau jalan yang jauh-jauh tapi duitnya menjauh. Si modal sudah mendekat, eh waktunya yang ketat. NASIB!

Nah, di saat bertemu momen-momen ngeselin seperti itu, solusinya kalian bisa coba 'kemcer' alias kemping ceria di beberapa tempat yang bisa dibilang dekat dengan Jakarta. Selain dekat, biaya yang kamu keluarkan juga relatif murah. Menurut pengalaman gue sih biaya yang dibutuhkan cuma Rp100 ribuan lho.


Salah satu tempat favorit gue buat kemcer sih di hutan pinus Loji. Lokasinya cukup dekat dari kota Bogor, tidak sampai 1 jam perjalanan. Hutan Pinus Loji berada di desa Pasir Jaya, Cigombong, Bogor, dan masuk dalam area Taman Nasional Gunung Halimun-Salak.

Cari tempat kemping dekat jakarta? Baca juga dong Mencari keheningan di Pulau Karang Congkak

Hutan pinus Loji memiliki camping ground yang luas. Camping ground tersebut menyatu dengan kerennya pohon-pohon pinus yang berdiri kokoh. Selain sebagai tempat camping, Loji juga menjadi surga bagi para penggiat Hammocking karena banyaknya pohon pinus yang tumbuh tak menyulitkan bagi para Hammockers menggantungkan hammocknya.


Tidak hanya camping ground saja, hutan pinus Loji juga terdapat penangkaran elang. Ada sekitar empat kandang yang cukup luas, di mana masing-masing kandangnya dihuni oleh satu ekor elang. Elang-elang ini nantinya siap dilepaskan ke alam bebas.

Selain penangkaran elang, ada juga Curug Cibadak yang jaraknya dari camping ground sekitar 1 kilometer. Namun, sayangnya waktu gue kesini jalur menuju curug Cibadak tertutup longsoran sehingga tak bisa dilewati.

Fasilitas pendukung kemping ceria di sini cukup lengkap. Ada toilet umum dan musholla. Jadi walaupun kemping di hutan kalian masih bisa tampil cakep karena bisa mandi. Minimal cuci muka biar muka berubah ganteng jadi Christian Sugiono ya nggak? Masa udah bawa gebetan kemping muka masih lusuh berminyak macem bakwan, Ha..ha..ha!

Nah, buat yang masih terjebak penatnya Jakarta kalian bisa langsung datengin hutan pinus Loji. Bagaimana cuma Rp100 ribu bisa camping ceria? Kalau gue sih yang menggunakan motor cukup isi bensin full (30 ribu) bisa untuk pergi-pulang, tiket masuk, dan patungan logistik cukup Rp
30 ribu rupiah. 

How to get there?

1. Kalau kalian bawa kendaraan pribadi dari Bogor kalian bisa ikuti rute BTM - Surya Kencana - Siliwangi - Batu Tulis - Jl. Raya Cipaku - Cijeruk - Cijeruk Maseng - Pasir Jaya - Loji

2. Kalian juga bisa mencarter angkot dari stasiun Bogor atau dari depan BTM

3. Akses masuk dari jalan raya jalanannya belum beraspal. Jaraknya sekitar 1,5 kilometer

4. Terdapat area parkir di pos penjagaan

5. Biaya retribusi Rp 15 ribu untuk camping satu malam. (update per Agustus 2016)

UPDATE terbaru per Mei 2017 ini bagi kamu yang mau ke hutan pinus Loji berhati-hati aja karena sekarang mulai banyak preman lokal yang meminta retribusi sembarangan sebelum pintu masuk. Mereka meminta uang secara ilegal berkedok tiket masuk dan biaya parkir kendaraan. Menurut gue ini harus jadi perhatian pemerintah lokal untuk menertibkan mereka.

Tips Mendapatkan Hotel Murah di Baluran


Jadi cerita ini masih lanjutan dari perjalanan gue bareng teman-teman kampus ke ujung Jawa Timur di ujung masa kuliah 2013 silam. Mobil ELF sewaan kami berangkat dari Pos Paltuding Kawah Ijen menuju langsung ke Taman Nasional Baluran. Perjalanan ditempuh sekitar 3 jam, itu juga ada drama mandi-mandi dulu di pom bensin.

Selepas Maghrib, kami tiba di pintu masuk Taman Nasional Baluran. Pintu masuk Baluran berada di sebelah kiri jalan raya menuju ke pelabuhan Ketapang. Banyak sekali truk dan bus yang ingin menuju pulau Bali lalu lalang. Kalau kamu naik bus menuju Bali, pasti kamu akan melewatinya.

Masih dengan lagak-lagak mahasiswa tingkat akhir yang nggak tau harus ke mana tapi sotoy, kami dihampiri salah seorang petugas Taman Nasional. Ia menanyakan maksud dan tujuan kami. Maklum, ini taman Nasional, bukan tempat rekreasi keluarga biasa.

Ternyata, jika ingin masuk, kami harus membayar tiket masuk Rp10 ribu/orang. Tapi itu baru tiket masuk, belum dengan ojek masuk ke savana Bekol dan tarif penginapan. Untuk jasa ojek motor, satu orang dikenakan biaya Rp50 ribu/orang sekali jalan. Untuk penginapan di savana Bekol, kami ditawari menyewa 1 wisma yang dikelola pihak Perhutani dengan harga yang lumayan tinggi (persisnya gue lupa berapa).

Dengan harga segitu, pastilah namanya mahasiswa punya jiwa-jiwa memberontak untuk menurunkan harga, ha..ha..ha. Nego demi nego terus digencarkan. Berbekal surat sakti dari kampus, kami merayu dengan alasan ingin membuat liputan untuk tugas kuliah. Fyi, Taman Nasional Baluran sering dikunjungi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian hingga berbulan-bulan lamanya. Biasanya mereka masuk dan menginap ke dalam hutan belantara untuk tujuan penelitian.

Karena petugas tadi luluh, akhirnya kami deal untuk menggunakan mobil pick up yang disewa seharga Rp300 ribu untuk pulang pergi. Sementara, untuk menginap di Savana Bekol, kami harus mengurus surat izin semacam Simaksi dengan tujuan ingin melakukan tugas penelitian dari kampus. Dengan izin tersebut, kami bisa menggunakan wisma Perhutani dengan tarif Rp50 ribu per kamarnya untuk 1 malam yang bisa diisi 3 orang. EDANNNN! cuma bayar Rp17 ribu per orangnya.

Karena waktu sudah larut malam, dan pengurusan Simaksi baru buka esok pagi, kami ditawari menginap dahulu di pendopo pintu masuk Taman Nasional. Karena malam masih terasa panjang, kami memanfaatkannya dengan packing ulang barang bawaan kami.

Suasanya pendopo kala itu sangat hening. Kalau gue nggak bisa tidur, gue langsung aja ke pos jaga untuk sekedar mengobrol semalam suntuk. Petugas di sini ramah-ramah lho. Mereka juga sangat informatif alias nggak pelit info seputar Baluran. Mulai dari satwa apa saja yang mendiami, sejarahnya, hingga spot-spot menarik lainnya yang harus dikunjungi.

Pagi hari tiba, kami siap-siap untuk menuju savana Bekol. Simaksi sudah beres diurus dan mobil pick up juga sudah siap. Perjalanan ke savana Bekol memakan waktu kira-kira 40 menit. Jalanan masih belum bagus atau masih acakadut. Tapi di situlah kesan adventurenya bisa kami rasakan. Kami melewati evergreen forest, yakni tipe hutan yang konon katanya akan tetap hijau sepanjang tahun. Dan memang kami lihat saat itu, bagian hutan ini terlihat hijau dengan dominasi tanaman sejenis palm.

Banyak orang menyebut Taman Nasional Baluran adalah miniatur hutan Indonesia karena hampir semua tipe hutan terdapat di Taman Nasional Baluran. Mulai dari hutan hujan tropis pegunungan sampai gugusan terumbu karang yang tersebar dari Pantai Bama di Timur wilayah Baluran sampai pantai Bilik di sebelah Utara wilayah Baluran. 40% kawasannya pun berupa hamparan savana. Oleh karena itu banyak sekali peneliti atau akdemisi yang datang untuk study wisata.

Pemandangan di Evergreen Forest
Akhirnya kami tiba juga di Wisma Rusa yang letaknya persis menghadap savana Bekol. Sungguh di luar dugaan karena bukan peak season, Wisma Rusa belum ada yang menempati. Ada banyak kamar yang tersedia, gue nggak perhatiin berapa jumlahnya. Karena rombongan kami cuma memakai 3 kamar, alhasil Wisma Rusa ini berasa milik pribadi. Hal keren lainnya ialah ada burung merak yang sudah jinak dan suka berkeliling di seputaran wisma kami. EDAAANNN!

Di kejauhan terlihat kawanan usa sedang bergerombol mencari makan. Ada juga kawanan kerbau liar yang sedang menemani rusa mencari makan. Wisma kami dikelilingi oleh teralis besi. hal tersebut untuk melindungi dari kawanan monyet liar yang populasinya cukup banyak di sekitar wisma.

Sekedar untuk informasi, Taman Nasional Baluran terdapat di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Luasnya sebesar 25.000 hektar. Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan konservasi Alam No : SK.228/IV-SET/2012 Tanggal 26 Desember 2012 Tentang Zonasi Taman Nasional Baluran (pengganti Surat Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan dan Konservasi Alam (PKA) nomor 187/Kpts/DJ-V/1999)  zonasi taman nasional adalah sebagai berikut:

Zona Inti Seluas 6.920,18 Ha (27,68%)
Zona Rimba Seluas 12.604,14 Ha (50,42%)
Zona Pemanfaatan Seluas 1.856,51 Ha (7,43%)
Zona Tradisional Seluas 1.340,21 Ha (5,36%)
Zona Khusus Seluas 738,19 Ha (2,95%)
Zona Perlindungan Bahari Seluas 1.174,96 Ha (4,70%)
Zona Rehabilitasi Seluas 365,81 Ha (1,46%) 

Batas wilayah Taman Nasional Baluran sebelah utara adalah Selat Madura, sebelah timur Selat Bali, sebelah selatan Sungai Bajulmati, Desa Wonorejo dan sebelah barat pegunungan. Terdiri atas hutan pantai, hutan mangrove dan rawa asin, hutan payau, padang rumput savanna, hutan hujan pegunungan, hutan musim, padang lamun, dan terumbu karang (http://balurannationalpark.web.id)

Pantai Bama
Memotret di Savana Bekol
Siang hari kami menuju pantai Bama. Lokasinya kira-kira berjarak 3 km dari wisma kami. Kami memilih berjalan kaki menembus savana Bekol yang sangat terik. Belum lagi banyak kawanan monyet yang menghadang jalan. Emangnya mau naik apa lagi? Mau naik burung rajawali iklan indoeskrim? 😃

Dengan suasana pantai yang belum terlalu ramai serta ombak yang begitu tenang membuat Pantai Bama menjadi salah satu tempat yang menyenangkan untuk bersantai-santai. Air laut yang tenang tapi menghanyutkan di bawahnya terdapat terumbu karang. Pas juga untuk tempat snorkeling kan?

Sehabis dari pantai Bama, kami mengunjungi bird view. Dari sini kamu bisa melihat burung-burung apa saja yang hidup di savana Bekol. Di Taman Nasional Baluran sendiri hidup sekitar 155 jenis burung yang di dalamnya juga terdapat burung-burung langka seperti merak, burung rangkong, tuwuk asia, dan lain-lain. Selain burung, ada juga 26 jenis mamalia dan 444 jenis tumbuhan yang mendiami Afrika di timur Jawa ini.

Puas bermain-main di bird view kami kembali menuju wisma karena cuaca berubah mendung dan hari mulai sore. Masuk waktu malam, hujan deras mengguyur disertai angin kencang. Agak mencekam memang melihat angin yang cukup kencang karena savana Bekol merupakan area yang sangat terbuka. Karena memang sudah tidak ada aktivitas, malam hari kami menghabiskan waktu bercengkerama di dalam wisma.

Suasana pagi di dalam wisma tempat menginap
Sunrise dari atas gardu pandang
Pagi hari datang, gue nggak mau melewatkan momen matahari terbit. Kebetulan pagi itu cuaca bersahabat. Kami langsung menuju gardu pandang yang jaraknya tak jauh dari wisma. Sebagian teman kami ada yang jalan kaki menuju pantai Bama untuk melihat sunrise. 

Dari atas gardu pandang pemandangan savana Bekol terlihat lebih lengkap rasanya. Hamparan savana yang luas dan juga gunung Baluran yang menjulang menjadi paket penglihatan mewah di pagi hari. Sesekali kami mendengar burung merak dan macan tutul dari dalam kelebatan hutan sahut-menyahut. Belum suara kicauan burung lain yang berbeda-beda seakan menambah kaya suasana.

Banyak kisah perjalanan kami memang 4 tahun lalu di ujung pulau Jawa ini. Gue nggak sanggup untuk ceritain semua karena kalian aja yang wajib coba. Little Africa ini emang wajib didatangi lagi lain kali. Nggak lupa harus satu paket dengan Kawah Ijen. I miss you both lots!